Monday 18 July 2011

Mengumpat.. Wajarkah??


:: sebuah cerita yang tiada kaitan dengan yang masih hidup ataupun dengan yang telah meninggal dunia.

Bismillahirahmannirrahim… Assalammuaalaikum dan Salam Sejahteraa Sahabat dan Sahabiah sekalian… Apa khabar semua… InsyaAllah saya harap semua berada dalam keadaan yang sihat walafiat dan sentiasa berada di bawah payung Rahmat-NYA… Pertama sekali syukur Alhamdulillah dengan limpah dan karunia-NYA sekali lagi saya berpeluang untuk meneruskan menulis d blog saya ini.. InsyaALLAH manfaat dari blog ini boleh kita renungi bersama dan boleh kita kongsikan bersama.. sesungguhnya yang menulis ini akan merasakan apa yg ditulisnya dahulu dan diikuti oleh teman-teman yang rela membaca blog ini…

Alhamdulillah genap hari sudah masuk 17 syaaban.. dalam masa beberapa hari lagi kita masuk bulan ramadhan.. bulan yang penuh nikmat… bulan yang penuh rahmat… d mana pada bulan Ramadhan ini kita akan bersama-sama berkerja keras untuk mengerjakan kebajikan pada tahap yang maksimum.. InsyaALLAH..  tetapi teman-teman.. jangan jadikan bulan ramadhan ini sahaja bulan kita buat amal dan kebajikan serta kebaikan… biar bulan ini menjadi latihan kepada jiwa kita untuk melatih diri kita yang lemah ini untuk terus mengamati dan menghayati ajaran Islam yang penuh bermakna ini….

Apakah persediaan kita sempena bulan Ramadhan thun ini?




Saya ingin menekankan satu perbuatan yang sering kali menjadi kebiasaan kepada kita semua…. Maksud saya kita semua.. termasuklah diri saya sendiri yang lemah… apakah  perkara yg sy maksudkan itu? Perbuatan itu adalah budaya yang semakin hari semakin menular dalam masyarakat kita pada hari ini… dan budaya tersebut disebut sebagai “BUDAYA  MENGUMPAT”....

Definisi Mengumpat ialah menceritakan atau menyebut keburukan atau kekurangan seseorang kepada orang lain. 

Hakikatnya pada hari ini… budaya ini sudah tidak asing lagi dengan rutin hidup kita seharian… dan budaya ini agak sukar dibuang dalam diri kita… tahukah kita apa akan hukuman terhadap perbuatan “mengumpat”  ini?

Mari kita sama membaca dan memahami istilah “mengumpat” ini…

Rasulullah S.A. W. menjelaskan mengenai mengumpat separti sabda nya bermaksud "Mengumpat itu ialah apabila kamu menyebut perihal saudaramu dengan sesuatu perkara yang dibencinya" (Hadis Riwayat Muslim) 

Mengumpat berlaku sama ada disedari atau tidak. Perbuatan itu termasuk apabila menyebut atau menceritakan keburukan biarpun tanpa menyebut nama pelakunya tetapi diketahui oleh orang yang mendengarnya.

Memandangkan betapa buruk dan hinanya mengumpat, ia Disamakan seperti memakan daging saudara seagama. Manusia waras tidak sanggup memakan daging manusia, inikan pula daging saudara sendiri.

Dosa mengumpat bukan saja besar, malah antara dosa yang tidak akan diampunkan oleh Allah biarpun pelakunya benar-benar bertaubat. Dosa mengumpat hanya layak diampunkan oleh orang yang diumpatkan.  Selagi orang yang diumpatnya tidak mengampunkan, maka dosa itu akan kekal dan menerima pembalasannya diakhirat.

Sabda Rasulullah S.A.W. bermaksud:Awaslah daripada mengumpat kerana mengumpat itu lebih berdosa daripada zina. Sesungguhnya orang melakukan zina, apabila dia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya.

"Dan sesungguhnya orang yang melakukan umpat tidak akan diampunkan dosanya sebelum diampun oleh orang yang diumpat" (Hadis riwayat Ibnu Abib Dunya dan Ibnu Hibbad)

Disebabkan mengumpat terlalu biasa dilakukan, maka ia Tidak dirasakan lagi sebagai satu perbuatan dosa. Hakikat inilah perlu direnungkan oleh semua.

Mengumpat dan mencari kesalahan orang lain akan mendedahkan diri pelakunya diperlakukan perkara yang sama oleh orang lain. Allah akan membalas perbuatan itu dengan mendedahkan keburukan pada dirinya.

Sabda Rasulullah S.A.W. "wahai orang beriman dengan lidahnya tetapi belum beriman dengan hatinya! Janganlah kamu mengumpat kaum muslim, dan jangan lah kamu mengintip-intip keaibannya. Sesungguhnya, sesiapa yang mengintip keaiban saudaranya, maka Allah akan mengintip keaibannya,  dan dia akan mendedahkannya, meskipun dia berada dalam rumahnya sendiri" (Hadis riwayat Abu Daud)

Orang yang mengumpat akan mendapat kerugian besar pada hari akhirat. Pada rekod amalan mereka akan dicatatkan sebagai perbuatan menghapuskan pahala.

Sabda Rasulullah S.A.W. bermaksud :
"Perbuatan mengumpat itu samalah seperti api memakan ranting kayu kering".

Pahala yang dikumpulkan sebelum itu akan musnah atau dihapuskan seperti mudahnya api memakan kayu kering sehingga tidak tinggal apa-apa lagi.

Diriwayatkan oleh Abu Ummah al-Bahili, diakhirat seorang terkejut besar apabila melihat catatan amalan kebaikan yang tidak pernah dilakukannya didunia. Maka, dia berkata kepada Allah "Wahai Tuhan ku, dari manakah datangnya kebaikan yang banyak ini, sedangkan aku tidak pernah melakukannya".

Maka Allah menjawab :"Semua itu kebaikan (pahala) orang yang mengumpat engkau tanpa engkau ketahui".

Sebaliknya, jika pahala orang yang mengumpat tidak ada lagi untuk diberikan kepada orang yang diumpat, maka dosa orang yang diumpat akan dipindahkan kepada orang yang mengumpat. Inilah dikatakan orang muflis diakhirat nanti.

Memandangkan betapa buruknya sifat mengumpat, kita wajib berusaha mengelakkan diri daripada melakukannya. Oleh itu perbanyakkan lah zikir supaya dapat menghindarkan diri daripada mengumpat. 

  
Begitulah padahnya perbuatan mengumpat ini.. kadangkala kita sanggup untuk mengumpat teman kita sendiri hanya untuk mendapat perhatian daripada teman kita yang lain.. yakinlah teman-teman... Hukum Allah itu pasti... jgn la kita terus terjebak dengan budaya ini... budaya yg negatif.. jadi seorang hamba yang sentiasa mengajak orang lain kepada kebaikan... insyaALLAH.. dekatkanlah diri kita dengan Allah... semoga perbuatan Mengumpat ini akan terhindar daripada hidup kita... 


:: Mengumpat boleh menjadi Fitnah...

Sama2lah kita renungkan apa kesalahan yang pernah kita lakukan.. apa perkataan dan ayat yang pernah kita muntahkan sama ada mengatakan benda yang baik ataupun buruk.. renung2kanlah.. Muhasabah diri kita setiap masa... supaya diri kita akan sentiasa diperbaiki... insyaALLAH.. sebelum terlewat... minta maaf n minta ampun la kepada teman2 yang pernah kita umpat semoga dosa kita dapat diampunkan dan di maafkan oleh mereka seterusnya Allah akan mengampunkan dosa2 mengumpat kita.. insyaALLAH... sesungguhnya Allah S.W.T  Maha pengampun.. Maha Pemurah... Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...


Teruskanlah Hidup bersederhana Sebagai Hamba Allah...Sesungguhnyaa kita ini hanya Hamba Kepada Allah S.W.T....

:: Sesungguhnya mulut atau hati yang menulis ini... yang pertama akan mendengarinya adalah telinga dan hati diri penulis ini sendiri.. ^^

~Wallahualam~

Thursday 7 July 2011

NDAHNYA BERBAIK SANGKA

Assalammuaalaikum dan Salam Sejahtera Semua sahabat-sahabat yang dirahmati Allah S.W.T.. Apa khabar semuanya? Sy doakan anda semua berada dalam keadaan yang hebat... sentiasa igt kepada Pencipta kita, Tuhan yang Maha Berkuasa, Allah S.W.T... hari saya teruskan lagi entri blog dengan tajuk indahnya berbaik sangka...

Dakwah --- Hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan lain, dan khususnya antara muslim yang satu dengan muslim lainnya merupakan sesuatu yang harus dijalin dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena, Allah telah menggariskan bahwa mu'min itu bersaudara. Itu sebabnya, segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkokoh dan memantapkan persaudaraan harus ditumbuhkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan. Agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dipenuhi adalah husnuzh zhan (berbaik sangka).
Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang terkait dengan pribadi seseorang apalagi seorang muslim, maka kita harus melakukan tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif, 

Allah S.W.T. berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS 49:6).


Manfaat Berbaik Sangka


Ada banyak nilai dan manfaat yang diperoleh seorang muslim bila dia memiliki sifat husnuzh zhan kepada orang lain. 


Pertama, hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik, hal ini karena berbaik sangka dalam hubungan sesama muslim akan menghindari terjadinya keretakan hubungan. Bahkan keharmonisan hubungan akan semakin terasa karena tidak ada kendala-kendala psikologis yang menghambat hubungan itu.

Kedua, terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama karena buruk sangka akan membuat seseorang menimpakan keburukan kepada orang lain tanpa bukti yang benar, Allah berfirman sebagaimana yang disebutkan pada QS 49:6 di atas.

Ketiga, selalu berbahagia atas segala kemajuan yang dicapai orang lain, meskipun kita sendiri belum bisa mencapainya, hal ini memiliki arti yang sangat penting, karena dengan demikian jiwa kita menjadi tenang dan terhindar dari iri hati yang bisa berkembang pada dosa-dosa baru sebagai kelanjutannya. Ini berarti kebaikan dan kejujuran akan mengantarkan kita pada kebaikan yang banyak dan dosa serta keburukan akan mengantarkan kita pada dosa-dosa berikutnya yang lebih besar lagi dengan dampak negatif yang semakin banyak.

Ruginya Berburuk Sangka

Manakala kita melakukan atau memiliki sifat berburuk sangka, ada sejumlah kerugian yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Pertama, mendapat dosa. Berburuk sangka merupakan sesuatu yang jelas-jelas bernilai dosa, karena disamping kita sudah menganggap orang lain tidak baik tanpa dasar yang jelas, berusaha menyelidiki atau mencari-cari kejelekan orang lain, juga akan membuat kita melakukan dan mengungkapkan segala sesuatu yang buruk tentang orang lain yang kita berburuk sangka kepadanya, Allahl berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa" (QS 49:12)

Kedua, dusta yang besar. Berburuk sangka akan membuat kita menjadi rugi, karena apa yang kita kemukakan merupakan suatu dusta yang sebesar-besarnya, hal ini disabdakan oleh rasulullah S.A.W:
Jauhilah prasangka itu, sebab prasangka itu pembicaraan yang paling dusta (HR. Muttafaqun alaihi).

Ketiga, menimbulkan sifat buruk. Berburuk sangka kepada orang lain tidak hanya berakibat pada penilaian dosa dan dusta yang besar, tapi juga akan mengakibatkan munculnya sifat-sifat buruk lainnya yang sangat berbahaya, baik dalam perkembangan pribadi maupun hubungannya dengan orang lain, sifat-sifat itu antara lain ghibah, kebercian, hasad, menjauhi hubungan dengan orang lain, dll. Dalam satu hadis, Rasulullah ` bersabda:Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke syurga.

Selama seseorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatata di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hatihatilah terhadap dusta, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seseorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (HR. Bukhari).


Larangan Berburuk Sangka

Karena berburuk sangka merupakan sesuatu yang sangat tercela dan mengakibatkan kerugian, maka perbuatan ini sangat dilarang di dalam Islam sebagaimana yang sudah disebutkan pada surat Al Hujurat:12 di atas. Untuk menjauhi perasaan berburuk sangka, maka masing-masing kita harus menyadari betapa hal ini sangat tidak baik dan tidak benar dalam hubungan persaudaraan, apalagi dengan sesama muslim dan aktifis dakwah.

Disamping itu, bila ada benih-benih di dalam hati perasaan berburuk sangka, maka hal itu harus segera diberantas dan dijauhi karena ia berasal dari godaan syaitan yang bermaksud buruk kepada kita. Dan yang penting lagi adalah memperkokoh terus jalinan persaudaraan antar sesama muslim dan aktifis dakwah agar yang selalu kita kembangkan adalah berbaik sangka, bukan malah berburuk sangka.

Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Khattaba menyatakan: Janganlah kamu menyangka dengan satu katapun yang keluar dari seorang saudaramu yang mukmin kecuali dengan kebaikan yang engkau dapatkan bahwa kata-kata itu mengandung kebaikan.


Demikian hal-hal pokok yang harus mendapat perhatian kita dalam kaitan dengan sikap husnuzhzhan (berbaik sangka).

Sekadar satu renungan untuk diri saya yang lemah ini... kita sesama agama Islam... seharusnya sentiasa mempunyai sikap "husnuzhzhan" or "Think Positive" terhadap saudara sesama Islam kita... Adakah dengan berburuk sangka hati kita akan merasakan kepuasanya? kita berasa sangat bangga apabila kita bersangka buruk terhadap saudara2 ataupun sahabat2 kita? Jangan sesekali berbuat demikian... kerana kita tidak layak menghukum... Allah S.W.T lebih layak menghukum Hamba-NYA.... kerana apa... Kita hanyalah Hamba kepada Allah S.W.T.. jadilah hamba yang soleh...

"Bila Mana kita ingat pada Allah S.W.T, percayalah Allah S.W.T akan ingat kepada kita.. InsyaALLAH"

~WAALLAHUALAM~

Monday 4 July 2011

Siapakah IKON kita??

Assalammuaalaikum dan Salam Sejahtera kepada semua sahabat-sahabat yang dikasihi... Apa khbar semua??  Harap anda masih bersemangat dan sentiasa bersemangat untuk terus hidup dalam menghadapi cabaran  warna-warni dalam kehidupan kita ini... Maaf bagi yang menunggu entri saya yang seterusnya (adakah juga yang tertunggu?)...baru2 ne agak bz.. di samping itu memerah akal apa yang ptut saya tulis untuk entri yang seterusnya... okay hari ini ingin meneruskan penulisan saya di blog ini... saya ingin menceritakan mengenai ikon kita yang SEBENARNYA~

::sebelum itu.. tengok video ini... :)




:: Hayati Cerita Ini
Airmata Rasulullah

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut.
Sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang
dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,


"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah(SAW) yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.
 
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik
turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan
Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang,
saatnya sudah tiba.

"Rasulullah(SAW) akan meninggalkan kita semua,"


keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai
menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah(SAW) yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun
dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah(SAW) masih tertutup.
Sedang didalamnya,Rasulullah(SAW) sedang terbaring lemah dengan
keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi
alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka
mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian
wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,"
kata Rasulullah,(SAW). Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah
Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut
ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apakah hakku nanti di hadapan Allah?"
Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali
umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit
yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa
maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,"

"Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Namun.... realitinya sekarang... siapakah ikon kita? siapakah sumber inspirasi kita? siapakah yang telah kita contohi selama ini? siapakah mereka? 
Tepuk dada... tanya kepada hati... nilai menggunakan akal... apa yang terbaik untuk kita... 
Sematkanlah di hati ...  Cintailah Rasululllah.... Jadikan Rasulullah S.A.W sebagai IKON diri kita yang sebenar... InsyaALLAH...
Cintailah Allah S.W.T... 
Cintailah Nabi Muhammad S.A.W.... 

~Waallahualam~